Rabu, Februari 03, 2010

Sumatera Barat dalam Pencapaian Millennium Development Goals (MDGs)


Berbicara Millennium Development Goals akan panjang pembahasannya. Sebelum membahas pencapaian dan peranan Millennium Development Goals di Sumatera Barat, sebaiknya kita memahami Millennium Development Goals serta pencapaian dan peranan Millennium Development Goals di Indonesia secara Umum yang nanti akan di khususkan pada Provinsi Sumatera Barat. Millennium Development Goals atau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September 2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015. Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada 2015. Target ini merupakan tantangan utama dalam pembangunan di seluruh dunia yang terurai dalam Deklarasi Milenium, dan diadopsi oleh 189 negara serta ditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan dan kepala negara pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium di New York pada bulan September 2000 tersebut. Pemerintah Indonesia turut menghadiri Pertemuan Puncak Milenium di New York tersebut dan menandatangani Deklarasi Milenium itu. Deklarasi berisi komitmen negara masing-masing dan komunitas internasional untuk mencapai 8 buah sasaran pembangunan dalam Milenium ini (MDG), sebagai satu paket tujuan yang terukur untuk pembangunan dan pengentasan kemiskinan. Penandatanganan deklarasi ini merupakan komitmen dari pemimpin-pemimpin dunia untuk mengurangi lebih dari separuh orang-orang yang menderita akibat kelaparan, menjamin semua anak untuk menyelesaikan pendidikan dasarnya, mengentaskan kesenjangan jender pada semua tingkat pendidikan, mengurangi kematian anak balita hingga 2/3 , dan mengurangi hingga separuh jumlah orang yang tidak memiliki akses air bersih pada tahun 2015.

Love dan Forgiveness di Persimpangan Sosial


Menelisik kompleksitas kehidupan manusia yang serba multi dimensional dan ekses yang dihasilkan dari proses dialektika kehidupan baik berupa peradaban sebagai bentuk manifesto maupun berupa penghancuran sampai pada titik terendah kemanusiaan adalah bukti begitu paradoksnya makhluk yang bernama manusia.
Sudah menjadi sunnatullah (hukum alam) bahwa proses kehidupan manusia itu berpasang-pasangan, ada  siang-malam, baik-buruk, terang-gelap, marah-gembira, konflik-damai dan begitu seterusnya. Equilibirium atau keseimbangan di alam semesta memiliki dialektika yang terus menerus berjalan antara keteraturan (cosmos) dan ketidakberaturan (chaos). Ritme kehidupan ini akan saling berganti, mengisi dan memberikan value bagi terbangunnya epistimologi, karena setiap manusia punya keunikan tersendiri dalam menangkap pesan dari ritme kehidupan yang terjadi, maka konflik epistimologi sangat mungkin terjadi. Dari sini akar dan persoalan manusia dimulai yaitu perbedaan apapun bentuknya. (Amin Abdullah: 2010:2)

Effective Communication in Learning


Abstract
Learning is a process of communication. Communication is the process of sending information from one party to another for a particular purpose. Communication is effective when the communication that occurs causing a two-way flow of information, namely the emergence of feedback from the receiver of the message.
The quality of learning is influenced by the effectiveness of the communication that happens in it. Effective communication is a process of transformation in the learning of the message of science and technology education to learners, where learners are able to understand the purpose of the message according to a predetermined destination, thus adding insight of science and technology as well as cause changes in behavior for the better. Teachers are the most responsible for effective communication in the course of learning, so faculty as teachers are required to have good communication skills in order to produce effective learning process.