Berbicara
Millennium Development Goals akan panjang pembahasannya.
Sebelum membahas pencapaian dan peranan Millennium
Development Goals di Sumatera Barat, sebaiknya kita memahami Millennium Development Goals serta pencapaian dan peranan Millennium Development Goals di Indonesia
secara Umum yang nanti akan di khususkan pada Provinsi Sumatera Barat. Millennium Development Goals atau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan
dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada
September 2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015.
Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada
2015. Target ini merupakan tantangan utama dalam pembangunan di seluruh dunia
yang terurai dalam Deklarasi Milenium,
dan diadopsi oleh 189 negara serta ditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan
dan kepala negara pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium di New York pada bulan September 2000 tersebut. Pemerintah
Indonesia turut menghadiri Pertemuan Puncak Milenium di New York tersebut dan
menandatangani Deklarasi Milenium itu. Deklarasi berisi komitmen negara
masing-masing dan komunitas internasional untuk mencapai 8 buah sasaran
pembangunan dalam Milenium ini (MDG), sebagai satu paket tujuan yang terukur
untuk pembangunan dan pengentasan kemiskinan. Penandatanganan deklarasi ini merupakan komitmen dari
pemimpin-pemimpin dunia untuk mengurangi lebih dari separuh orang-orang yang
menderita akibat kelaparan, menjamin semua anak untuk menyelesaikan pendidikan
dasarnya, mengentaskan kesenjangan jender pada semua tingkat pendidikan,
mengurangi kematian anak balita hingga 2/3 , dan mengurangi hingga separuh
jumlah orang yang tidak memiliki akses air bersih pada tahun 2015.
Rabu, Februari 03, 2010
Love dan Forgiveness di Persimpangan Sosial
Menelisik kompleksitas kehidupan manusia yang serba multi
dimensional dan ekses yang dihasilkan dari proses dialektika kehidupan baik
berupa peradaban sebagai bentuk manifesto maupun berupa penghancuran sampai pada
titik terendah kemanusiaan adalah bukti begitu paradoksnya makhluk yang bernama
manusia.
Sudah menjadi sunnatullah (hukum alam) bahwa proses
kehidupan manusia itu berpasang-pasangan, ada siang-malam, baik-buruk,
terang-gelap, marah-gembira, konflik-damai dan begitu seterusnya. Equilibirium
atau keseimbangan di alam semesta memiliki dialektika yang terus menerus
berjalan antara keteraturan (cosmos) dan ketidakberaturan (chaos).
Ritme kehidupan ini akan saling berganti, mengisi dan memberikan value bagi
terbangunnya epistimologi, karena setiap manusia punya keunikan tersendiri
dalam menangkap pesan dari ritme kehidupan yang terjadi, maka konflik
epistimologi sangat mungkin terjadi. Dari sini akar dan persoalan manusia
dimulai yaitu perbedaan apapun bentuknya. (Amin Abdullah: 2010:2)
Effective Communication in Learning
Abstract
Learning is a process of communication. Communication is
the process of sending information from one party to another for a particular
purpose. Communication is effective when the communication that occurs causing
a two-way flow of information, namely the emergence of feedback from the
receiver of the message.
The quality of learning is influenced by the effectiveness
of the communication that happens in it. Effective communication is a process
of transformation in the learning of the message of science and technology
education to learners, where learners are able to understand the purpose of the
message according to a predetermined destination, thus adding insight of
science and technology as well as cause changes in behavior for the better.
Teachers are the most responsible for effective communication in the course of
learning, so faculty as teachers are required to have good communication skills
in order to produce effective learning process.
Langganan:
Postingan (Atom)